Jumat, 23 April 2010

PERHITUNGAN TRANSAKSI JUAL BELI SAHAM

CONTOH TRANSAKSI BELI – JULAN SAHAM

1. Transaksi beli
Seorang pemodal melakukan transaksi pembelian atas saham Astra
sebanyak 5 lot, dengan harga saham pada posisi Rp3.000,00 per saham.

Penghitungan:
Keterangan Penghitungan Jumlah
(dalam rupiah)
Transaksi beli 5 x 500 saham x Rp3.000 7.500.000
Komisi untuk broker 0,3% x Rp7.500.000 22.500
(0,3% dari nilai transaksi)
PPN 10% dari komisi 10% x Rp22.500 2.250
Biaya pembelian saham 24.750
Total biaya yang dikeluarkan 7.549.500

2. Transaksi jual
Seorang pemodal melakukan transaksi penjualan atas saham Telkom
sebanyak 5 lot, dengan harga saham Indosat matched pada posisi
Rp3.000,00 per saham.
Penghitungan:
Keterangan Penghitungan Jumlah
(dalam rupiah)
Transaksi jual 5 x 500 saham x Rp3.000 7.500.000
Komisi untuk broker 0,3% x Rp7.500.000 22.500
(0,3% dari nilai transaksi)
PPN 10% dari komisi 10% x Rp22.500 2.250
PPh atas transaksi jual 0,1% x Rp7.500.000 7.500
(0,1% x nilai transaksi)
Biaya penjualan saham 32.250
Total biaya yang dikeluarkan 7.564.500

Read More »»

Senin, 22 Maret 2010

BAGAIMANA INI?

YOU KNOW WHAT?

Tunjangan kualifikasi yang diberikan oleh pemerintah untuk meringankan beban guru honorer dalam melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat S1 harus menelan pil pahit. Sebuah penghianatan yang dilakukan oleh pihak lembaga/yayasan benar-benar menghancurkan semangat peningkatan mutu pendidikan nasional.

Entah kecemburuan atau ketidakrelaan mereka sehingga perbuatan tidak bermoral itu dengan ringannya menjadi adat istiadat lembaga pendidikan. PUNGLI!!!!! Agaknya memang sudah menjadi bagian negeri ini. Bahkan sampai kepada corong-corong moral penyampai kebajikan. Sebuah penghianatan bukan saja kepada pemerintah tapi juga semua elemen pendidikan. Khususnya, guru (honorer).

Seorang guru mempunyai tugas bukan hanya memberikan materi pelajaran kepada para siswa untuk bekal mereka di masa depan, tapi juga moral melalui nasehat-nasehat dan perilaku. Apa yang mereka lakukan jelas sebuah penghinaan terhadap profesi guru. Seakan-akan mereka berkata,”Nasehat moral itu cuma untuk siswa bukan untuk guru. Begitu juga pelaksanaannya. Lupakan moral, ambil uangnya.” (Political jargon)

Tunjangan kualifikasi yang diterima guru honorer adalah sebesar Rp. 1.900.000,- setelah potong pajak sebesar Rp. 100.000,-. Uang tersebut diberikan kepada guru honorer langsung ke ATM pribadi dengan tujuan terhindar dari pungli. Tapi selalu ada celah bagi sebagian orang untuk mengutipnya. Guru dikenakan upeti oleh lembaga yang jumlahnya bervariasi (tergantung kebijakan masing-masing lembaga). Untuk kasus saya, tidak tanggung-tanggung mereka mengutip Rp. 400.000,-. Bukan jumlah yang sedikit untuk guru honorer seperti saya yang honornya rendah. Dimana jumlah tersebut hampir sama dengan honor saya di sekolah tersebut – Rp. 500.000,-. Dan jika saya tidak memberikan upeti tersebut, mereka tidak akan mengirim data saya untuk kualifikasi berikutnya (setahun kemudian). Itu berarti saya harus menyogok sejumlah satu bulan honor saya untuk mendapatkan tunjangan kualifikasi tersebut. MENYOGOK! Inikah yang saya ajarkan kepada murid saya. Tidak! Ini bukan saya! All or nothing!

Pesan Aunt May kepada Peter Parker (Spiderman 2), “Sometimes, to do the right thing, we must give up the things we want most, love most. Even our dreams.” Saya lebih memilih tidak mendapatkan tunjangan kualifikasi sama sekali daripada harus menyogok karena tidak sesuai dengan apa yang saya ajarkan kepada siswa-siswa saya. Saya tidak ingin menghianati siswa-siswa saya. Saya tidak ingin menghianati kata-kata saya kepada siswa-siswa saya.

Kasus tersebut hanya salah satu dari sekian kasus yang ada.

Kami, guru, adalah tenaga profesional bukan buruh. Kami berhak mendapatkan kesejahteraan yang layak/lebih baik dari buruh. Tidak ada guru yang hidup layak karena honor mengajar. Kebanyakan dari mereka harus mencari tambahan dengan mengambil pekerjaan sampingan. Sampingan, seharusnya tidak ada. Tidak profesional. Tidak jelas. Tidak pasti. Kadang tidak bermoral dan bermartabat.

Kami adalah guru. Kata-kata dan perbuatan kami adalah bekal masa depan bangsa.

Inikah pendidikan?

PENINGKATAN HASIL UJIAN NASIONAL SECARA NASIONAL GAMBARAN MENINGKATNYA KWALITAS ATAUKAH KEBOBROKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA?
Posted on 23 April 2009 by M Mursyid PW

PENDAHULUAN
Para siswa kelas XII beserta penyelenggara pendidikan setingkat SMA hari ini (23 April 2009) sedikit lega karena baru saja menyelesaikan puncak kegiatan Ujian Nasional. Sebagian dari mereka tersenyum karena strategi yang direncanakan untuk menyiasati UN dapat berjalan mulus. Sebagian lagi semakin stress karena hanya sebagian kecil dari soal UN yang dapat mereka jawab dengan benar. Sebagian kecil yang lain bersikap biasa-biasa saja karena memang mereka merasa dianugerahi kecerdasan lebih dari pada umumnya sehingga UN memang bagi mereka bukan hal yang terlalu membebani pikiran.

Para siswa kelas IX beserta penyelenggara pendidikan setingkat SMP kini sedang bersiap siaga memperkuat kuda-kuda karena Senin, 27 April 2009 nanti mereka akan bertemu dengan hari yang pada akhir-akhir ini sangat menyita waktu dan pikiran.

Sedemikian mencekam Ujian Nasional sehingga para siswa peserta dan penyelenggaranya masing-masing berlomba strategi demi kesuksesannya. Kesuksesan yang nisbi karena tidak sedikit siswa atau pihak penyelenggara menggunakan strategi yang sangat bertolak belakang dengan esensi dan substansi pendidkan itu sendiri.

KELULUSAN UJIAN NASIONAL MENINGKAT DARI TAHUN KE TAHUN?
Menurut data PUSPENDIK – puspendik.info , secara nasional dari tahun ke tahun terjadi peningkatan perolehan hasil Ujian Nasional yang ditunjukkan dengan meningkatnya persentase kelulusan dan meningkatnya nilai rata-rata UN. Hal inilah yang salah satunya melatarbelakangi pemerintah mengambil kebijakan menaikkan standar kelulusan dari tahun ke tahun. Yang jadi persoalan, “Benar-benar benarkah meningkatnya hasil Ujian Nasional ini merupakan gambaran meningkatnya kwalitas pendidikan di Indonesia?
Apa yang sesungguhnya terjadi di balik semua ini?”

DILEMA KIAT SUKSES UJIAN NASIONAL
Berbagai macam cara dilakukan demi kesuksesan Ujian Nasional. Sebagai bangsa yang religious tentu berdo’a merupakan hal yang sudah sewajarnya ditingkatkan dalam hal ini. Namun kadang yang terjadi peningkatan ketakwaan melalui do’a tersebut kadang juga dibarengi dengan perencanaan/penataan strategi yang bertentangan dengan esensi ajaran agama yang mengajarkan tentang kejujuran. Hal ini tidak akan diulas panjang karena penulis rasa sebagian besar dari kita mengetahui benar apa yang penulis maksud.

HASIL UJI COBA UN VERSUS HASIL UN SESUNGGUHNYA
Salah satu strategi menyiasati Ujian Nasional yang paling popular adalah dengan sering melakukan Uji Coba (TRY OUT) disamping kegiatan lain semacam tambahan jam pelajaran (LES) dan yang lainnya. Dalam menyelenggarakan Uji Coba UN pihak sekolah kadang harus merendahkan diri dengan menggunakan jasa lembaga/penyelenggara pendidikan di luar sekolah yang tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh soal yang sedekat mungkin dengan soal UN sesungguhnya. Lebih hebat lagi ada daerah-daerah tertentu di mana pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan setempat memfasilitasi anggaran yang bukan main besarnya untuk membuat kegiatan seputar persiapan UN dengan mengundang para pejabat pusat yang pada akhir kegiatannya juga ninggali beberapa set soal latihan UN untuk diuji-cobakan.

Dari sekian kali Uji Coba dari tahun ke tahun (pada sebagian besar sekolah) hasilnya selalu mirip yaitu hanya sebagian kecil sekali siswa yang berhasil LULUS. Sebagai gambaran: Pada sekolah ‘A’ yang berpredikat SSN pada kegiatan Uji Coba UN sering ada banyak siswa yang tidak LULUS (bahkan kadang sampai hampir 50%). Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataan hasil ujian nasional yang sesungguhnya di mana Sekolah ‘A’ tersebut selalu lulus 100%. Sungguh hal ini merupakan fenomena menarik untuk kita cermati bersama bahwa sesungguhnya apa yang terjadi di balik semua ini? Sekolah sekaliber sekolah ‘A’ tersebut tentu kecil kemungkinan pihak panitia penyelenggara di tingkat sekolah untuk berbuat curang. Yang perlu dipertanyakan apakah ada motif lain di tingkat elite sehingga perlu memanipulasi data (alias mengonversi nilai secara besar-besaran) seakan-akan pendidikan di Indonesia melalui hasil UN diketahui selalu terjadi peningkatan. Kalau hal demikian benar adanya sungguh betapa muramya pendidikan di Negara tercinta ini? Hanya karena malu dengan Negara tetangga yang katanya standar kelulusan ujiannya jauh di atas kita, kita rela dipermainkan angka.

(Ditulis oleh M. Mursyid P. W. – April 2009)

Read More »»

ISTRI DISUKA SUAMI

17 HAL TINDAKAN ISTERI YANG PALING DISUKAI SUAMI

1. Mendoakan dan Bersyukur dengan pemberian suami
Tindakan Isteri nomor 1 yang paling disukai oleh Suami dan membuat semua Suami di dunia ini akan merasa sangat bahagia adalah apabila isteri selalu bersyukur dengan pemberian suami dan mengucapkan syukur pada Allah dan suaminya selanjutnya Isteri dengan sabar beribadah memohon pada Allah untuk mendoakan suaminya.

2. Bersikap jujur dan terbuka pada Suami
Suami bahagia jika isteri tidak membohonginya dan selalu terbuka bercerita pada suaminya tentang keadaan dirinya dan orang-orang disekitarnya.
3. Tidak menunda -nunda perintah suami
Suami sangat menyukai jika perintahnya segera dilaksanakan, dan akan merasa kesal jika ditunda-tunda pelaksanaanya kesannya tidak menghargai dan menyepelekan suami.
4. Mengelola dengan baik penghasilan suami, tidak boros dan bijak dalam membelanjakanya
Suami akan bahagia jika isteri bisa tidak boros, membelanjakan penghasilan dengan bijak dan bisa menyisakan penghasilan suami meskipun sedikit untuk ditabung guna keperluan darurat.
5. Menyiapkan keperluan sehari-hari suami
Misalnya menyiapkan pakaian kerja, menyediakan minum dan sukur bisa menyiapkan dan menemani makan suami
6. Berpakaian dan berdandan sesuai selera Suami
Suami akan suka dan bahagia memandangi isteri jika isteri berdandan atau berpakaian sesuai keinginan suami.
7. Mesra pada suami
Pagi hari bangun tidur bangun mencium pipi suami sambil mengucapkan : Bangun sayang… atau tiba – tiba memeluk suami sambil mencium pipi terus pergi.. kalo ditanya pengin nyium aja.. he.he..
8. Memberi waktu dan menyiapkan perlengkapan hobi positif suami
Suami akan merasa sangat bahagia jika hobinya bisa tersalurkan dan isteri memberikan waktu yang cukup untuk hobi suami apalagi jika isteri sampai menyiapkan keperluan yang berhubungan dengan hobi suami akan sangat bahagia.
9. Berdandan dan Wangi sebelum tidur
Sebelum tidur mandi, merias diri seperlunya, memakai parfum dan pakaian tidur yang disukai suami. Meskipun suami lagi tidak “berhasrat” tapi niat istri siap dihadapan suami membuat suami tidur dengan tersenyum
10. Bangga pada perbuatan dan sikap suami
Suami akan sangat bahagia jika tindakan atau perbuatannya membanggakan isterinya dan isteri mengucapkan bangga dengan suaminya dan membanggakan suaminya di hadapan orang lain
11. Memasang wajah ceria dan bersikap atau bercerita humoris dengan suami
Wajah ceria dan bersikap atau cerita humor yang diberikan isteri pada suami akan membuat suami merasa terhibur dan kangen pada sosok isterinya.
12. Isteri bersikap baik dan ramah pada orang lain terutama pada keluarga Suami
Suami akan merasa bahagia jika isterinya dipuji oleh keluarganya terutama oleh Ibu -Bapak suami, tetangga atau teman suami untuk kebaikan dan keramahan isterinya
13. Isteri bisa bersikap sebagai teman, rekan bisnis, ibu dan jablay pada suami
Isteri yang bisa diajak bicara nyambung, seperti rekan bisnis alias nraktir he.he.., bersikap seperti ibu dan bertindak seperti Jablay ( bukan pelacur / tapi jarang dibelai) ditempat tidur akan sangat membahagiakan suaminya
14. Bersikap Bijaksana dan Menghibur suami
Suami akan merasa bahagia jika isterinya bisa bersikap bijaksana misalnya tidak asal menuduh tanpa bukti, bertanya dulu sebelum marah, memberi hiburan pada suami misalnya jalan2 / makan2 dll.
15. Tabah, Tidak mudah patah semangat dan optimis menghadapi hidup
Suami akan bahagia jika isteri tabah dan tidak mudah patah semangat dalam menghadapi masalah atau kesulitan hidup
16. Tidak Cuek dan Memberi Solusi pada Kesulitan Suami
Isteri yang memberi solusi nyata bagi kesulitan suami akan sangat membahagiakan suami.
17. Membantu kewajiban suami
Kewajiban suami adalah memberi tempat tinggal, makan dan pakaian pada isteri dan isteri tidak mempunyai kewajiban untuk hal tersebut tapi jika isteri ikut membantu suami dalam pelaksanaa hal tersebut tentunya akan sangat membantu suami karena beban suami menjadi lebih ringan sehingga suami akan bahagia karenanya.
Bagaimana ada yang kurang nggak nih bagi para Suami ? dan apa pendapat para Isteri?

Read More »»

MISTERI UMUR 40 TAHUN

MAKNA dan BUKTI MISTERI UMUR 40 TAHUN

Umur 40 tahun adalah Usia yang matang bagi seseorang dalam berfikir dan bertindak oleh karena itu mudahlah dimengerti jika batas nasib seseorang ditentukan saat mencapai umur 40 tahun. Jika sampai pada umur tersebut orang tersebut masih saja berbuat dosa dan maksiat maka dipastikan orang tersebut telah memiliki Tiket ke Neraka karena Secara sadar ia sudah berfikir, mengerti dan paham bahwa perbuatan dosa dan maksiat yang ia lakukan adalah salah akan tapi tetapi saja masih saja dilakukan.

Sebagai orang Islam akan mudah memahami hal ini karena , Allah sebagai pencipta manusia memberi perhatian khusus pada umur 40 tahun yaitu dalam Al-Quran Surat Al-Ahgaaf Ayat ke 15 yang artinya
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nimat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. 46:15)
Dan seperti dikatakan oleh ulama yang sangat masyhur yaitu Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad : “Barangsiapa yang telah melampui usia 40 tahun sedangkan kebaikannya tidak dapat mengalahkan kejahatannya, maka hendaklah dia mempersiapkan dirinya untuk masuk kedalam Neraka”
Jadi sudah seharusnya bila seseorang pada umur 40 tahun untuk :
1. Berbuat lebih baik kepada kedua Orang tua, karena atas perjuangannya kita bisa menjadi seperti sekarang ini.
2. Mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita dengan banyak berbuat baik dan beramal saleh yg diridhoi oleh Allah SWT dan menambah amalan dalam beribadah.
3. Bertaubat dan berserah diri yang artinya tidak berbuat dosa dan maksiat serta berserah diri bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah dan akan kembali lagi kepadaNya
Banyak hal-hal besar di dunia ini yang terjadi dan dikaitkan dengan Umur 40 tahun yang menjadi bukti akan misteri umur 40 tahun ini yaitu :
1. Nabi Muhammad SAW dan kebanyakan nabi lainnya diangkat menjadi rasul tepat pada umur 40 tahun, Muhammad bin Abdullah dipilih untuk mengemban tugas besar dan tidak mudah, sehingga Nabi sendiri pada awalnya sempat ragu, apakah benar yang diterima di gua Hiro adalah wahyu, Tetapi sang isteri Siti Khadijah, yang teguh hati, menenangkan, menentramkan, menguatkan serta memastikan bahwa yang diterima benar wahyu dan beliau benar-benar diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
2. Pada Usia 40 tahun Kolonel Sanders sang penemu resep masakan Ayam Goreng Kentucky Fried Chicken mulai memasak untuk orang yang singgah dibengkelnya di Corbin. Saat itu ia belum memliki restoran KFC dan sekarang KFC ada di hampir 80 negara.
3. Pada Usia 40 tahun mulai ada keinginan yang Positif maupun Negatif. Positif untuk Maju dan Hidup lebih baik, tapi banyak juga pada usia ini justru punya keinginan yang Negatip seperti poligami tanpa ijin isteri, selingkuh dll
” Nasib Baik dan Buruk kita bukan tergantung pada orang lain tapi tergantung pada diri kita sendiri” Oleh karena itu bersegeralah untuk mengubah nasib kita baik di Dunia maupun di Akhirat dengan Warning : UMUR 40 TAHUN
Sesuai dengan Firman Allah dalam Surat. Aali-Imran ayat 133 :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (QS. 3:133)


USIA 40 TAHUN

Akar dan orientasi kultur masyarakat Barat adalah materialisme. Mereka menilai dan membuat indikator hidup dari sisi materialistis. Atas dasar ini tidak mengherankan jika mereka mempunyai ungkapan bahwa ‘hidup’ dimulai pada umur 40 tahun. Life begin at 40.
Asumsinya adalah pada umur ini, karier telah cukup mapan, pendapatan, serta kekayaan telah mencukupi. Karena itu, sering pula pada usia 40 ini dikaitkan dengan puber kedua, yang membawa pada perselingkuhan. Kemapanan materi membawa godaan, sehingga umur 40 tahun merupakan saat kritis terjadi perceraian dalam rumah tangga.
Islam memberi perhatian kepada umur 40 berbeda secara diametrikal dengan budaya Barat. Umur 40 tahun mendapat perhatian khusus dari Alquran. Dalam Surat Al Ahqaf [46] ayat 15 Allah berfirman:
”Kami perintahkan manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah kau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat beramal shalih yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
Dalam surat tersebut setidaknya terdapat empat indikator kemuliaan manusia yang seharusnya menjadi identitas orang yang mencapai umur 40 tahun yaitu bersyukur, beramal shalih, bertaubat, dan berserah diri.
Bersyukur kepada Allah atas karunia umur yang mengantarkannya mencapai angka 40. Bersyukur atas kenikmatan hidup yang telah dianugerahkan Allah baik berupa kenikmatan material maupun nikmat anak keturunan (dzuriyat). Bersyukur sesuai hakikat bahwa semuanya karena kehendak yang mengikuti nilai-nilai kebaikan yang dikehendaki Allah dan dicontohkan dalam kehidupan Rasul dan para sahabat.
Bertobat disertai kesadaran bahwa manusia mempunyai kalbu yang berbolak-balik antara tarikan kebaikan dan keburukan. Bertobat disertai perenungan dan perhitungan apakah di usia 40 tahun lebih berat kebaikannya atau keburukannya. Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadisnya,
”Sesiapa yang mencapai umur 40 tahun dan dosanya lebih berat dari amal baiknya maka bersiaplah memasuki neraka.”
Berserah diri, merupakan permulaan yang pas untuk menapaki usia 40 tahun. Dengan demikian umur 40 tahun dipandang sebagai pencerahan kejiwaan, gerbang cahaya menuju kehidupan yang lebih mulia.
Di samping itu juga usia 40 tahun berarti jatah usia kita sudah berkurang. Meskipun secara kuantitatif usia kita bertambah. Artinya seandainya jatah usia kita 50 tahun maka, hidup kita tinggal 10 tahun, atau jika jatah usia kita 60 tahun maka, kita tinggal menghitung sendiri, berapa lama kita hidup lagi. Dan seterusnya.
Aneh jika sebagian kita merayakan ulang tahun dengan bangga bernyanyi ria “panjang umurnya, panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia serta mulia, serta mulia”. Seharusnya kita instrospeksi bahwa, sebenarnya jatah usia kita semakin berkurang dan nilai-nilai kemuliaan harus dijadikan barometer dalam beramal. Wallaahu a’lam.


Read More »»

INFO UN

Senin 22. of Maret 2010 13:31
KAMG TEMUKAN SOAL UN BEREDAR DITANGAN SISWA

Medan, Komunitas Air Mata Guru menemukan adanya indikasi kebocoran soal Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat ke tangan siswa peserta ujian sehari sebelum ujian dilaksanakan.

Koordinator Komunitas Air Mata Guru (KAMG), Deni Boy Saragih, di Medan, Senin, mengatakan, pihaknya telah menemukan foto copy naskah soal UN dari salah seorang joki pada Minggu (21/3) malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Joki tersebut mengaku mendapat foto copy naskah soal itu dari salah seorang pegawai dinas pendidikan Kabupaten Deli Serdang. Naskah soal tersebut yakni soal mata pelajaran Biologi, Bahasa Indonesia dan Sosiologi.

"Sebenarnya informasi ini sudah kami terima dua minggu sebelumnya. Setelah menurunkan tim investigasi akhirnya kami benar- menemukan adanya naskah soal yang beredar. Harga yang ditawarkan juga cukup murah, hanya Rp100 ribu untuk masing-masing soal," katanya.

Ia mengatakan atas penemuan beredarnya naskah soal tersebut, pihaknya juga telah melaporkan ke Wakil Menteri Pendidikan, Fasli Jalal melalui SMS dan melalui fax Minggu malam sekitar pukul 21:00 WIB.

"Wakil menteri meminta kami untuk mengirimkan data-data lengkap seperti foto copy naskah yang ditemukan tersebut dan mengatakan akan mengadakan pengusutan secara lebih intensif terhadap penemuan itu," katanya.

Ketua tim investigasi KAMG, Abdi Muskarya Aragih, mengatakan, pihaknya juga sudah mencocokkan soal yang beredar tersebut dengan mata ujian yang diujikan hari ini melalui guru yang pengawas ruangan ujian.

Guru pengawas tersebut sebelumnya sudah diberi masukan dan menghapal beberapa soal, kemudian pada saat ujian mencocokkannya dengan mata pelajaran yang diujikan sesuai dengan paket dan mata pelajaran.

Ternyata soal yang diujikan sama persis dengan soal yang ditemukan tersebut. Pihaknya juga memperkirakan beredarnya naskah soal tersebut bukan hanya di satu atau dua sekolah saja, namun sudah beredar hampir di seluruh sekolah mengingat harga yang ditawarkan cukup murah.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan tim kami, ada dua modus yang digunakan para joki tersebut yakni melalui jualan langsung ke tangan siswa dan memang ada siswa sendiri yang mencarinya melalui informasi dari teman ke teman.

"Dengan temuan ini membuktikan bahwa sangat sulit untuk menerapkan UN jujur. Apalagi bagi sekolah yang tidak ingin siswanya banyak yang gagal karena akan berimbas nama baik sekolahnya. Kunci jawaban yang beredar pada umumnya melalui SMS dan secarik kertas,"katanya.

Wakil Gubernur Sumut, Gatot Pudjo Nugroho, menanggapi adanya indikasi kebocoran soal tersebut, mengatakan, jangan cepat percaya dengan adanya isu bahwa naskah soal sudah beredar sehari sebelum pelaksanaan ujian.

"Jangan percaya dengan isu-isu tersebut, karena ini hanya akan merugikan siswa sendiri. Yang penting siswa harus percaya diri dan yakin bahwa dapat menjawab soal-soal yang diujikan," katanya. (ant)

Sumber Koran Sinar Harapan


Read More »»

UN DAN SEKOLAH POSITIF

UN DAN MIMPI SEKOLAH POSITIF

Senin, 22 Maret 2010 | 04:35 WIB
Achmad M

Akung Hari ini, siswa SMA memulai sebuah ritual tahunan bernama ujian nasional. Mereka adalah bagian dari jutaan siswa Indonesia yang dipaksa negara untuk mempertaruhkan tiga tahun proses pembelajaran di bangku sekolah hanya dalam hitungan beberapa jam.

Evaluasi, dalam dunia kependidikan, adalah sebuah hal yang penting. Namun, kita tampaknya memang masih belum satu kata menyikapi ujian nasional (UN) yang kontroversial, terutama ketika menjadikannya sebagai tolok ukur kelulusan siswa.

Masih terlalu banyak yang harus kita benahi untuk menjadikan UN sebagai patok duga (benchmark) pencapaian rangkaian proses pembelajaran di negeri ini. Mulai dari disparitas kualitas proses pembelajaran, perbedaan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, hingga soal kurikulum dan kebijakan pendidikan yang terlalu sering berganti.

Disintegritas sistemik

Sebagai seorang pendidik, sering kali empati (untuk tidak menyebut sebagai iba dan kasihan) kepada anak didik itu muncul. Secara psikologis, jutaan siswa itu jelas sangat tertekan menghadapi pertaruhan ”hidup-mati” kelulusan.

Bersama pihak sekolah, mereka ”mati-matian” merancang strategi menghadapi UN. Mulai dari mengedril pelajaran yang di-UN-kan, menggelar istigasah, sampai membentuk ”tim siluman”.

Disintegritas yang menentang aspek etis-normatif pun sah dilakukan dengan satu tujuan, yaitu sukses UN. Sangat memprihatinkan karena seakan orientasi akhir sebuah proses pembelajaran di sekolah adalah kelulusan dalam UN.

Angka kelulusan adalah pertaruhan bagi prestise sebuah sekolah. Lalu, soal pemerolehan ilmu pengetahuan sebagai bekal kehidupan siswa? Cukup satu kata. Lupakan!

Data Pemantau Independen dan Pengawas Nasional sangat mencengangkan. Daerah yang masuk ”kelompok putih”, bersih kecurangan UN hanya mencapai 17 persen.

Daerah abu-abu, dengan persentase kecurangan UN, antara 21 dan 90 persen, mencapai 42 persen, sementara daerah yang paling tinggi terjadi kecurangan UN atau disebut ”kelompok hitam” mencapai 39,99 persen. Persentase kecurangan UN di daerah ini mencapai 90-100 persen.

Angka temuan ini jelas sangat memalukan dan memilukan bagi dunia pendidikan kita. Pemerintah lantas berinisiatif mengajukan sebuah fakta kejujuran yang ditandatangani BSNP, MRI, dan 33 kepala dinas pendidikan dengan disaksikan Mendiknas, sebagai sebuah kesadaran kolektif agar UN berjalan dengan baik.

Di satu sisi, kita bisa melihatnya sebagai sebuah kemajuan berwujud komitmen untuk menempatkan UN. Di sisi yang lain, fakta kejujuran sesungguhnya adalah sebuah ironi yang memilukan bagi wajah pendidikan negeri ini. Bukankah kejujuran semestinya menjadi roh yang ada dalam dada segenap insan kependidikan?

Kejujuran, dalam perspektif penulis, sesungguhnya adalah bagian yang tak dapat terpisahkan, bahkan menjiwai proses pendidikan itu sendiri. Integritas tidak semestinya di-”fakta-fakta”-kan. Apalagi hanya sebatas pada pelaksanaan UN. Artinya, tidak salah apabila akan muncul stigma, ”Di luar UN, boleh dong kalo enggak jujur, toh enggak ada faktanya”.

Sekolah positif

Mencermati potret buram pendidikan kita, sungguh keprihatinan itu begitu mendalam. Kita masih perlu berproses untuk lebih bijak menggarap dunia pendidikan agar segera menjadi bangsa yang lebih beradab, dan cerdas untuk lepas dari segala keterpurukan.

Sesekali, penulis memimpikan terwujudnya apa yang disebut sebagai sekolah positif (positive schooling) untuk memetamorfosis negeri ini. Sekolah positif (Snyder dan Lopez, 2007) adalah sebuah pendekatan dalam dunia pendidikan yang menekankan pada pentingnya peran seluruh komunitas dalam melakukan pembelajaran bagi siswa. Benjamin Franklin, John Stuart Mill, Herbert Spencer, dan John Dawey adalah tokoh yang dipandang sebagai penata jalan bagi pendekatan ini.

Sekolah positif digambarkan dalam metafora bangunan rumah dua lantai yang berloteng. Kepedulian (care), rasa saling percaya (trust), dan penghargaan terhadap perbedaan (respect for diversity), ditempatkan sebagai fondasi bagi proses pendidikan.

Tanpa tiga komponen ini, bangunan sekolah itu akan mudah runtuh karena fondasi yang rapuh. Sebaliknya, semakin kuat ia tertanam dalam ruang batin semua pelaku pendidikan, kita bisa berharap anak didik mendapatkan lingkungan ideal untuk bertumbuh (flourishing).

Lantai pertama diisi dengan serangkaian rencana (plans) dan motivasi. Pembelajaran memerlukan proses perencanaan dalam tahapan-tahapan penguasaan (mastery) yang baik sehingga bisa membangun motivasi anak didik untuk tidak pernah berhenti menjadi belajar.

Rencana dan motivasi akan saling berinteraksi dengan komponen di lantai ke dua, yakni tujuan pembelajaran. Tujuan yang menantang dan sesuai dengan kebutuhan siswa diyakini akan melahirkan pembelajaran yang produktif.

Adapun harapan berada di loteng (attic) dari bangunan sekolah positif. Jika motivasi, rencana, dan tujuan pembelajaran telah diaplikasikan, muncul spirit yang akan meningkatkan daya juang untuk mencapai sebuah pengharapan yang tidak bisa terhalangi oleh apa pun.

Terakhir, rumah indah ini dinaungi dengan atap berupa kontribusi kemasyarakatan. Siswa akan memahami bahwa mereka adalah bagian dari skema sosial masyarakat di mana mereka harus membagikan (share) pengetahuan dan pencerahan (insight) yang telah mereka dapatkan.

Dalam konteks Indonesia yang plural dan multikultur, kita sungguh membutuhkan sekolah positif yang berfondasi rasa saling percaya, kepedulian, dan menghargai perbedaan. Pendidikan yang memanusiakan, bukan mendekonstruksi makna kemanusiaan karena sesungguhnya pendidikan adalah suluh bagi peradaban.

Achmad M Akung Pengajar Fakultas Psikologi Undip; Semarang
Read More »»

Minggu, 21 Maret 2010

KENAKALAN ANAK SEKOLAH

KENAKALAN REMAJA DAN CARA PENANGGULANGAN

Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja.

Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:

- kurangnya kasih sayang orang tua.

- kurangnya pengawasan dari orang tua.

- pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.

- peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.

- tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.

- dasar-dasar agama yang kurang

- tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya

- kebasan yang berlebihan

- masalah yang dipendam

Dan saya dapat memberikan beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:

- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.

- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.

- Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.

- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.

- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.

- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.

- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.

- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga dapat berguna bagi anda.

Read More »»